Monday , March 27 2023

Inilah Dampak Jika Nilai Tukar Rupiah Mengalami Penurunan Lagi

Narasi.net – Hallo guys selamat datang kembali bersama admin, pada kesempatan kali ini admin akan membahas dampak jika nilai tukar rupiah mengalami penurunan. Dampak mata uang suatu negara ditandai dengan nilai tukar pada mata uang asing.

Biasanya kami kerap mendengar info itu berasal dari media cetak maupun elektronik, atau pada pada papan pengumuman di money changer atau pun di bank-bank, tertera kurs IDR-USD, IDR-JPY,
IDR-SGD, IDR-EURO, atau IDR-HKD, dan lainnya. Artinya, posisi nilai tukar rupiah pada mata
uang lain.

Akhir-Akhir ini kurs rupiah mengalami pelemahan memadai vital pada dolar As.
Kurs sedang Bank Indonesia (Bi) hari ini saja (11/10/2017) saja US$1 setara dengan
Rp13.500-An. Padahal, sebulan sebelumnya masih berada di kira-kira Rp13.150-An per dolar AS.
Semakin tinggi nilai tukar mata uang sebuah negara identik dengan makin kuatnya ekonomi negara itu, dan sebaliknya.

Kenapa mengacu pada USD? Gara-gara perdagangan internasional banyak didominasi dengan transaksi menggunakan USD. Lalu apa saja dampaknya apabila nilai tukar rupiah ini konsisten mengalami pelemahan pada USD?

 

Inflasi Bisa Melambung

Bila nilai tukar rupiah konsisten mengalami pelemahan, maka akan membuat inflasi.
Harga-Harga barang di didalam negeri akan meningkat. Terutama untuk barang atau product yang diolahnya berasal dari bahan standar impor. Kenapa? Sebab produsen harus merogoh kocek lebih besar lagi untuk membeli bahan bakunya berasal dari luar negeri tersebut alias impor.

 

Ilustrasi pertama:

Sebuatu jeruk katakanlah harganya US$3, lalu nilai tukar Rupiah US$1 = Rp10.000. Jika rupiah melemah, misalnya US$1 = Rp15.000 maka harga jeruk itu jadi Rp45.000 berasal dari yang sebelumnya cuman Rp30.000.

Ilustrasi kedua:

Tempe. Kami mengetahui salah satu bahan primer adalah kedelai. Dan kedelai ini merupakan bahan standar yang diperoleh berasal dari impor. Bila rupiah melemah, maha harga kedelai pun ikut naik.

Jika telah begitu, maka tidak kemungkinan produsen menjual barangnya serupa layaknya sebelumnya ketika rupiah tidak melemah. Artinya, produsen harus mejual produknya dengan harga yang mahal. Kenapa? Sebab ongkos produksinya udah meningkat. Terkecuali dia jual harga produknya tetap mirip, maka tentu akan rugi. Dan tersebut tidak bisa saja berjalan, bukan?

Lalu apakah tidak sebaiknya produsen menjual harga produknya tetap mirip layaknya sebelumnya dengan cara kurangi komposisi berasal dari bahan standar impornya tersebut? Sepertinya sulit. Kenapa? Gara-gara akan kurangi kualitasnya.

Maka jalan satu-satunya adalah dengan menambah harga jual produknya supaya tetap untung dan mempertahankan pangsa pasarnya. Maka konsumen akan membeli product-product tersebut dengan harga yang lebih mahal berasal dari biasanya. Dengan semakin mahalnya barang-barang itu terutama untuk barang mengkonsumsi, maka akan membuat inflasi tinggi.

 

Baca Juga: Pajak Barang Mewah, Hal-Hal yang Mesti Anda Ketahui

 

Order Para Eksportir Menyusut

loader
Rupiah Indonesia

Dengan pelemahan rupiah, maka para eksportir yang sebelumnya kebanjiran order berasal dari luar negeri, bisa-bisa menyusut. Pasti tidak seluruh eksportir, namun spesifik ekspotir yang produknya masih bergantung pada bahan standar impor.

Kenapa? Layaknya ulasan sebelumnya, gara-gara rupiah melemah, maka harga jual product jadi mahal, tidak sebatas di didalam negeri, namun juga harga jual di luar negeri tak lagi kompetif.

Jika ini terjadi maka:

  • Permintaan barang ekspor menurun sehingga penjualan makin lesu dan produsen banyak kehilangan order
  • Persaingan makin ketat karena karena bisa jadi negara lain punya produk yang lebih murah akibat nilai tukar mereka lebih kuat dibanding rupiah. Hal ini akan makin merugikan produsen kita karena produknya tidak lagi kompetitif
  • Bila konsumen luar negeri tidak mau beralih dengan produk lain alias sudah jatuh cinta dengan produk kita, biasanya mereka hanya mengurangi jumlah pesanannya karena tidak mampu dengan harga yang ditawarkan

Contoh:

Misalnya saja mereka impor salah satu product berasal dari Indonesia, yang biasanya harganya Rp20.000. Dikarenakan nilai tukar rupiah jatuh maka produsen tingkatkan harganya jadi Rp25.000. Gara-gara telah terlanjur bergantung dengan product itu, maka mereka akan tetap beli tetapi jumlahnya tidak sebanyak sebelumnya.

 

Bisa Memicu Defisit Neraca Perdagangan

Bila pelamahan rupiah tetap berlanjut volume ekspor memang akan meningkat.
Ini spesifik untuk ekspor komoditas mentah yang selama ini jadi komoditas primer ekspor Indonesia.

Gara-gara semakin rupiah melemah, maka harga barang-barang ekspor Indonesia berasal dari komoditas mentah tersebut atau product lainnya yang tidak bergantung impor akan lebih murah dibanding negara lain.

Contoh:

Harga minyak sawit mentah (Cpo) Indonesia 1 barel misalnya US$50 atau Rp500.000 dengan kurs US$1 adalah Rp10.000. Nah, bila rupiah melemah ke Rp15.000 per USD saja, maka harga CPO Indonesia jadi Rp750.000 per barel. Jika harga jual itu tetap mirip –dan mestinya serupa gara-gara tak mesti bahan standar impor- maka 1 barel CPO di luar negeri sana jadi sekedar US$25 saja.

Ini akan menguntungkan importir di luar negeri sana sebab memperoleh barang yang serupa dengan harga murah, sekaligus menguntungkan juga para eksportir Indonesia dikarenakan ada permintaan yang banyak atau volume ekspornya meningkat.

Tapi di sisi lain, juga bisa mengancam neraca perdagangan Indonesia gara-gara layaknya uraian di atas, bahwa pelemahan rupiah tidak menguntungkan bagi eksportir atau produsen yang mengandalkan bahan standar/penolong berasal dari impor. Gara-gara biaya produksinya semakin tinggi dan harga jual produknya mau tidak mau semakin mahal.

Terkecuali udah demikian, maka eksportir yang memproduksi barang-barang manufaktur berkebutuhan impor tinggi akan semakin tidak kompetitif. Di sisi lain, mahalnya barang impor membawa dampak industri manufaktur akan semakin sulit berkembang.

Supaya ekspor manufaktur Indonesia bisa berpotensi mengalami kontraksi. Padahal, ekspor manufaktur ini yang sanggup mempertahankan surplus neraca perdagangan jadi berkualitas. Kenapa? Sebab bila mengandalkan surplus berasal dari neraca nonmigas utamanya komoditas mentah hasil perkebunan layaknya batubara atau CPO tadi, maka sewaktu-saat bisa terpengaruh oleh harga komoditas internasional yang berfluktuatif. Ketika harga komoditas dunia tinggi, bisa meraup untung, dan sebaliknya. Narasi.net

Artinya, kalaupun neraca perdagangan masih bisa mencatatkan surplus. Jika pelemahan nilai tukar rupiah juga tetap berlanjut, maka berpotensi besar akan mengalami defisit.

 

Dampak Lanjutan Pelemahan Rupiah Memicu PHK!

loader
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Satu hal yang merisaukan implikasi turunnya nilai tukar rupiah adalah munculnya pemutusan interaksi kerja. Layaknya ulasan di atas, pelemahan rupiah bisa membawa dampak produsen harus mengeluarkan biaya tinggi untuk produksinya dan berakibat pada naiknya harga jual product, supaya inflasi meningkat dan kekuatan beli rakyat tererus.

Bila energi beli rakyat tergerus, maka mereka akan kurangi konsumsinya, dan banyak barang yang tidak habis terjual. Jika produsen masih banyak stok, maka produksi berkurang atau bahan terhenti. Jika demikian, mau tidak mau industri akan kurangi jumlah karyawannya.

PHK jadi mata rantai yang makin memperberat perekonomian nasional dan bisa berlangsung dengan penyebab sebagai berikut:

  • Depresiasi rupiah berdampak pada ekspor dan impor
  • Saat terjadi depresiasi harga barang-barang impor meningkat karena nilai mata uang kita dibanding Dolar AS dan berbagai mata uang asing lainnya melorot
  • Pengguna barang impor harus membayar uang lebih besar untuk barang yang dibelinya, sedangkan sebagian dari barang yang diimpor Indonesia adalah barang modal, termasuk bahan baku, mesin pertanian, dan mesin-mesin untuk produksi manufaktur.
  • Di sisi lain, perusahaan juga harus membayar biaya produksi lainnya, seperti bunga pinjaman dan upah karyawan
  • Satu-satunya yang bisa dipangkas adalah biaya tenaga kerja. Artinya, perusahaan bisa jadi akan berhenti menaikkan gaji atau mengurangi bonus, atau malah memecat karyawan jika beban biaya produksi dinilai sudah terlalu tinggi.

 

Peran Pemerintah dan BI dalam Menjaga Nilai Tukar Rupiah

Peran pemerintah dan Bank Indonesia amat besar di dalam mempertahankan nilai tukar rupiah. Pemerintah akan mempertahankan berasal dari segi fisal dan BI berasal dari sisi moneternya.
Berasal dari sisi fiskal, pemerintah akan mempertahankan harga-harga barang terutama keperluan bahan pokok atau pangan sebagai penyebab tingginya inflasi dengan menyebabkan kebijakan-kebijakan yang bisa mengakibatkan harga-harga itu stabil.

Misal, daging sapi. Ini merupakan salah satu bahan pangan yang menyumbang inflasi besar sebab masuk didalam keranjang bahan makanan bergejolak (Volatile food). Ketika harga daging mahal, maka pemerintah akan mengeluarkan kebijakan impor bila daging sapi di didalam negeri tidak memenuhi.

Pas tersebut, peran Bi. Sebagai pembuat kebijakan berasal dari sisi moneter, biasanya akan melaksanakan hegemoni pasar atau biasa disebut ‘Berada di pasar’ dengan menggelontorkan valuta asing (Usd) yang diambil berasal dari cadangan devisa (Cadev).

Biasanya ini dilaksanakan bisa rupiah sahih-sahih udah berada jauh di bawah fundamentalnya alias melemah terlalu tajam pada dolar AS. Dengan sinergi yang baik antara  pemerintah dan Bank Indonesia, maka nilai tukar rupiah akan tetap stabil dan merubah secara positif pada perekonomian nasional.

 

Mari Menjaga Nilai Tukar dengan Cinta Rupiah

Berasal dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah berdampak luas pada perekonomian secara total. Tetapi sadarkan, bahwa norma kami yang selalu bertransaksi menggunakan mata uang asing juga mempunyai andil besar pada kelangkaan USD yang pada akhirnya melemahkan rupiah.

Jika kami semata-mata bertransaksi untuk aktifitas di di dalam negeri, tidak ada salahnya kami menggunakan rupiah. Gara-gara sering kami temui banyak kalangan pedagangan atau pelaku bisnis yang menawarkan jasa dan menjual produknya dengan harga yang dipatok per dolar AS. Ini mau tida mau akan mengakibatkan orang banyak membeli dollar hanyalah untuk bertransaksi di di dalam negeri.

 

Penutup

Semoga info diatas bisa membantu dan bermanfaat bagi kalian semua yang sudah membacanya.
Terima kasih sudah membaca artikel ini hingga selesai. Dan jangan lupa untuk membagikan web site ini kepada kerabat, sobat, teman kalian dan tetap konsisten mengunjungi Narasi.net supaya tidak ketinggalan info terbaru lainnya berasal dari web kita. Terimakasih

Check Also

Stay Organized With RTM

Stay Organized With RTM

Narasi.net – There are many different applications that you can install on your iPhone, and …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *