Surabaya (narasi.net) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur berhasil meraih Juara I dalam ajang Penerapan Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2025.
Penghargaan yang diberikan di pembukaan Pekan Literasi Jawa Timur 2025, tersebut diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, sebagaimana tertuang dalam Piagam Penghargaan Nomor: 100.3.3/2842/KPTS/033.2/2025, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen dan kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim dalam mewujudkan tata kelola kearsipan yang tertib, efisien, dan transparan.
Program GNSTA sendiri merupakan upaya nasional untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin pengelolaan arsip di instansi pemerintah. Keberhasilan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim menjadi yang terbaik menunjukkan keseriusan instansi ini dalam mendukung reformasi birokrasi, khususnya dalam bidang pengelolaan data dan arsip.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Timur, Dr. Muhammad Isa Anshori, A.T.D., MT, melalui Sekretaris Dinas Soni Rustanto, A.T.D., M.T., menyampaikan apresiasi atas semangat seluruh jajaran DKP yang terus berupaya meningkatkan penataan dan penerapan literasi, khususnya di bidang finansial dan digital.
Menurutnya, literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga pemahaman luas yang menjadi kunci penguasaan ilmu pengetahuan dan kemajuan. "Kita terima kasih bahwa seperti yang dikatakan Bapak, dengan membaca literasi finansial digital semuanya ternyata tidak hanya sekadar baca dan tulis, ternyata cukup luas. Dan kalau kita ingin menguasai dunia, seperti kata pepatah, banyak-banyaklah membaca," ujarnya.
Ia menambahkan, capaian yang diraih DKP Jatim saat ini merupakan hasil kerja keras dan semangat seluruh jajaran dalam mengembangkan budaya literasi di lingkungan kerja. "Tugas kami adalah terus menjaga agar literasi ini semakin meningkat dan menjadi motor penggerak bagi jajaran DKP serta mitra-mitra kami," tambahnya.
Melalui peningkatan literasi digital dan finansial, DKP Jatim berharap dapat terus memperkuat wawasan, kecerdasan, dan daya saing sumber daya manusia, baik di internal dinas maupun di sektor kelautan dan perikanan secara lebih luas.
Sebelumnya diberitakan bahwa Pemprov Jatim melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Pekan Literasi Jawa Timur 2025, yang akan berlangsung di Surabaya pada 16-18 Oktober 2025. Kegiatan tahunan ini mengusung tema 'Menjaga Bumi dan Budaya, Membangun Persaudaraan Dunia melalui Literasi', sebagai upaya memperkuat semangat membaca dan menulis sekaligus menanamkan nilai-nilai pelestarian budaya dan lingkungan.
Acara ini menghadirkan berbagai kegiatan inspiratif seperti pameran buku, diskusi literasi, lokakarya, serta kolaborasi lintas komunitas dan lembaga internasional.
Beragam pihak turut berkolaborasi dalam pelaksanaan kegiatan ini, di antaranya Institut Français Indonesia, Wisma Jerman, KMH, PSGI, UNESCO, Rotary Club of Surabaya Persada, dan sejumlah komunitas literasi di Jawa Timur.
Plt. Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Imam Hidayat membuka secara resmi kegiatan Pekan Literasi Jawa Timur. Dalam sambutannya, Imam menegaskan pentingnya literasi sebagai fondasi kemajuan bangsa, sekaligus kunci membangun masyarakat yang cerdas, produktif, dan berdaya saing di era digital.
"Semoga kejayaan bangsa ini bisa kita wujudkan kembali. Sebagai negara agraris, kita membutuhkan research and development yang kuat untuk menghadapi persaingan global," ujarnya.
Ia menambahkan, tingkat penetrasi internet di Indonesia kini telah mencapai 80,66 persen, dan di Jawa Timur bahkan lebih tinggi, yakni 82,19 persen, menunjukkan hampir seluruh lapisan masyarakat sudah terhubung dengan dunia digital.
Imam menilai, kemajuan teknologi ini harus dimanfaatkan untuk mendorong tumbuhnya minat baca di tengah masyarakat. Berdasarkan kajian nasional, tingkat kegemaran membaca masyarakat Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai 77,15 persen, meningkat dibanding tahun sebelumnya. "Kita berada di posisi ketiga nasional, di bawah Yogyakarta dan Bangka Belitung. Ke depan, Jawa Timur harus menjadi yang terdepan," tegasnya.
Menurutnya, membaca bukan hanya aktivitas pengisi waktu, tetapi menjadi sumber pengetahuan penting untuk menghadapi tantangan hidup. Ia juga menyoroti keterbatasan ketersediaan buku di Indonesia, di mana satu koleksi buku baru bisa diakses oleh tujuh orang. Karena itu, upaya Disperpusip Jatim dalam menyediakan layanan baca bagi masyarakat disebutnya sebagai langkah strategis memperkecil kesenjangan literasi.
Imam Hidayat turut menyinggung pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung literasi digital. "Masyarakat sekarang lebih dekat dengan gawai. Karena itu, konten-konten literasi perlu dikembangkan dalam bentuk digital agar mudah diakses dan diminati," katanya.
Selain membaca, Imam juga mendorong masyarakat untuk mulai menulis. Menurutnya, budaya menulis perlu ditumbuhkan agar pengetahuan dan pengalaman masyarakat dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
"Kita punya budaya tutur yang kuat, tetapi budaya tulis memberikan legacy yang lebih abadi. Banyak peradaban kita sulit ditelusuri karena minimnya karya tulis," jelasnya.
Ia menutup sambutannya dengan mengapresiasi langkah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim) dalam menggelar Pekan Literasi bertepatan dengan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur. Imam berharap kegiatan ini menjadi momentum memperkuat budaya baca dan tulis di masyarakat, sekaligus memperkenalkan warisan intelektual ulama dan tokoh Nusantara ke dunia internasional.
"Dengan semangat literasi, semoga masyarakat Jawa Timur semakin cerdas, berilmu, dan mampu membawa kebudayaan kita dikenal luas di dunia. Mari kita buka Pekan Literasi Jawa Timur 2025 dengan bersama-sama membaca basmalah," pungkasnya. (Red)